Nikmatnya ukhuwah islamiyah akan terasa saat kita mencapai puncaknya ukhuwah itu sendiri, dimana kita rela berkorban untuk saudara kita apapun resikonya. Pengorbanan ini tentunya harus sesuai dengan syariat yang di benarkan. Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses terbentuknya ukhuwah islamiyah antara lain ada 5 :
1. Ta’aruf (Saling Mengenal) : ini adalah tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dsb. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyah). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan thd suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi/diikuti, dll. Dan pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Seperti kalau kita kenalan dengan orang pertama kalinya, kita tanya alamat, nomor HP dsb.
2. Tafahum (Saling Memahami) : proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami kekurangan dan kelebihan saudara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai, menempatkan posisi seperti apa bila kita bersamanya dsb. Mengetahui lebih dalam baik kelebihan dan kekurangan sahabat kita bukan untuk di jadikan bahan gosip, tapi memposisikan diri kita untuk saling menjaga kebaikan antar kita. Menjaga kebaikan akan lebih baik daripada merusak hubungan persahabatan ketika kita lebih memahami sesama sahabat kita.
3. Ta’awun (Saling Menolong) : lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal (saling bantu membantu). Saling membantu dalam kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan org lain.
4. Takaful (Saling Menanggung) : rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Ketika ada saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut menanggung dan menyelesaikan masalahnya tersebut. Contoh mudah nya, ketika teman kita sedang tertimpa musibah dan dalam kondisi kekurangan, maka kita menanggung biaya nya tersebut, membantu dalam hal apapun yang baik dirasa perlu sebagai sahabat.
5. Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri) : ini adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. Tingkatan iman nya para sahabat rasulallah dahulu. Banyak hadist yang menunjukkan itsar ini. Seperti ketika dalam suatu perang, salah seorang sahabat sangat kehausan. Kebetulan ia hanya tinggal mempunyai 1 kali jatah air untuk minum. Saat akan meminum nya, terdengar rintihan sahabat lain yang kehausan. Maka air tersebut ia berikan kepada sahabat yg kehausan itu. Saat mau meminumnya terdengar sahabat lain lagi yang merintih kehausan. Kemudian ia berikan air tersebut kepada sahabat itu. Begitu seterusnya sampai air tersebut kembali kepada si pemilik air pertama tadi. Akhirnya semua syahid.
Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri (HR. Bukhari-Muslim).
Betapa indah ukhuwah islamiyah yang diajarkan Alloh dan rosul-Nya. Bila umat islam melakukannya, tentunya terasa lebih manis rasa iman di hati dan terasa indah hidup dalam kebersamaan. Mari kita mulai dari diri kita, keluarga, masyarakat dekat untuk menjalin persaudaraan islam ini.
Mari sama-sama deklarasikan dalam hati kita untuk para sahabat kita :
"saya mencintaimu wahai sahabat dengan segala kekurangan dan kelebihanmu karena Allah SWT, dan akan mendukungmu menjadi lebih baik, bersama-sama membuat dunia ini lebih baik dengan saling menjaga dalam kebaikan, semoga Allah meridhoi persahabatan kita...amiin"
No comments:
Post a Comment