GENERASI EMAS (Bag. 2) - IPPHO SANTOSA

 *GENERASI EMAS*

(Bag. 2) 😃😃😃


"Nak...dhuha itu sholatnya berapa rakaat?"


"12 rakaat."


Wuah...bayangkan kita sebagai orang tua nanya ke anak yang usia 7 tahun dan 6 tahun ternyata jawabannua beginian. Keren khan?


Iya, ini adalah buah dari penanaman orang tuanya yang sudah contohin dhuha 12 rakaat, setiap hari, tanpa henti. Jadi si anak tahunya ya 12 rakaat. Apalagi setahun pandemi ini kita lakuin di depan anak-anak kita.


Terima kasih buat The Founder, Mas Ippho yang selalu menggaungkan TTDS ini dimana dhuha salah satunya.



Kalau dhuha aja bisa 12 rakaat, insyaallah sholat wajib yang lainnya jadi mudah.


Dan kebayang anak selalu lihat ayahnya, ibunya demikian. Ya, dhuhanya semangat, ngajinya semangat, tilawahnya semangat, jualannya semangat, temannya banyak amat. Bahkan kadang tiap hari ada aja kiriman mitra kasih hadiah.


Itu contoh nyata di depan mata bagaimana anak akan bangga punya orang tua jadi pengusaha. Next insyaallah anak-anak kita semua juga akan jadi penerus pengusaha seperti kita. Yang lebih sholeh, yang lebih baik lagi. Insyaallah...


Dan...



"Ayah, ayah khan janji, besok mau bangunin buat sholat subuh."


Wuih...gimana kalau anak minta begini?


Gimana hati tidak meleleh.


Di luar sana, banyak orang tua, hati mendidih karena anak diajak sholat nggak mau. Padahal kemarin saya denger Ustad dari Betawi bilang, ajak terus anak sholat itu tanpa henti, jangan berhenti.


Bahkan ada hitungannya.


Kalau anak usia 10 tahun wajib sholat dan sudah baligh. Terus kira-kira usia hidupnya seperti Nabi 63 tahun, maka ada 53 tahun kali 5 kali 365 hari. Total 96.725 kali kita sebagai orang tua ajak anak untuk sholat.


Sudah????


Banyak amat ya???


Ya begitulah. Kita sholat dan ajak anak sholat. Doakan anak mau sholat, sampai akhir hayat.


Bahkan kalau sholat semangat, semua hal mudah semangat. Apalagi jualan, kecil amat. Nanti Allah kasih semangat, kasih kemudahan jualan sampai melesat.


Enak atau enak banget???


Apalagi ini ada lomba azan BP, harusnya disambut Bapak-Bapak dan semua mitra laki-laki dengan semengat gedhe. Segera rekam dan kirimkan. Buktikan sama-sama kita semua syiar adzan. Syiar ajakan kemenangan.


Aamiin!


Bahkan kemarin Habib Nabiel posting di sosial medianya, riuhnya minta ampun banyak orang mau ikutan. Ya, alhamdulillah.


Azan identik kemenangan, menang dunia, menang akhirat. Salah satu indikator menang dunia ya kaya harta. Apalagi kita yang ngakunya orang beriman, harus punya, agar di tangan kita banyak tercipta kebaikan.


Dan kalau begini, ya harus mau usaha, jadi pengusaha. Sudah cocok gabung BP aja yang sudah terbukti mencetak "Banyak Pengusaha".


Kalau sekarang mitra ada ribuan, nanti jadi puluh ribu bahkan jadi ratus ribu.


Kenapa? 


Karena ada generasi emas yang kita hasilkan nanti. Kebayang satu mitra punya anak jumlahnya tiga, empat bahkan lima. Saya dengar juga ada yang sepuluh. Wow😀😀😀


Jadi nanti generasi emas BP akan bertambah quantity-nya jadi tiga, empat, lima bahkan sepuluh kali dari segi jumlah.


Karena semua anaknya pengusaha. Aamiin.


Sekian dulu, esok lanjut lagi😀😀😀

Share:

GENERASI EMAS (Bag. 1) IPPHO SANTOSA

 *GENERASI EMAS*

(Bag. 1)😎😎😎


Ternyata generasi itu telah ada, pernah ada. Mungkin susah diulangi, tapi kita bisa mencoba mencapainya atau minimal mendekati. Amiin!


Ya, generasi sahabat-sahabat Nabi yang gemilang. Begitu yang dipaparkan oleh The Founder, Mas Ippho Santosa.



Namanya generasi ya harus dipersiapkan. Oleh siapa? Orang tua tentunya. Kalau dua-duanya sibuk, nggak ada waktu, bahkan ketemu aja nggak tentu, gimana generasi emas terjadi? Adanya mungkin generasi karat, alias terlambat.


Bersyukur dan beruntung kita di bisnis BP, sudah praktis bisnisnya, hasilnya juga fantastis. Insyaallah dari sini bisa nanti kasih pendidikan yang terbaik buat anak. Sudah gitu nggak makan waktu lama. Mitra yang ibu-ibu bisa spending waktu lama buat anak.


Kebayang dibanding kerja, ibu-ibu harus ninggalin anak berapa lama? Sudah gitu pas pulang adanya lelah. Dipanggil anak dikit bawaannya marah-marah. Apalagi kalau di kantor ada masalah.


Buat mitra yang laki-laki, harusnya bersyukur sekali. Bisnis BP bisa diatur waktunya. Jamaah sholat 5 waktu sama anak insyaallah bisa dan mudah. Dengan jadi pengusaha, waktu lebih leluasa.


Bahkan yang bikin kita semua tercengang, peran ayah ternyata harus besar dalam mendidik anak. Porsinya 14 banding 2. Ya begitulah jumlah percakapan anak-ayah di Quran jauh lebih banyak dibanding anak-ibu.


Kalau memang ayah hadir, anak akan lebih kuat. Buat anak laki-laki dia akan dapat teladan nyata. Buat anak perempuan, dia akan dapat pengayom sempurna.


Semoga mulai hari ini, kita perbaiki hubungan dengan anak-anak kita. Ciptakan generasi emas mulai dari rumah.


Jangan jadikan alasan urus anak itu hambatan di bisnis BP. Bahkan ini adalah ikhtiar langit tersendiri. Coba alokasikan dan berikan waktu buat anak sampai happy, insyaallah mudah jualannya juga nih.


Kalau dipanggil anak, nengoknya sempurna, kalau ngomong sama mitra banyakan, maka ke anak juga bisa seperti itu. Bahkan saya sering anak ikutan tampil zoom. Hehehe...


Sudah dipersiapkan semenjak dini. Bahkan kalau ditanya cita-citanya, "Jadi pengusaha BP." Itu langsung tercetus."


Hehehe...karena saya bilang, kalau jualan BP-nya laris, nanti bisa beli lego, bisa buat bayar sekolah, bisa buat beli buku 3D Dinosaurus yang bagus, dan lain-lain. Doakan ya nak...


"Iya..." begitu jawabnya.


Sekian dulu ya. Insyaallah besok lanjut lagi.

Share:

Materi Tarbiyah - Ukhuwah Islamiyah

Nikmatnya ukhuwah islamiyah akan terasa saat kita mencapai puncaknya ukhuwah itu sendiri, dimana kita rela berkorban untuk saudara kita apapun resikonya. Pengorbanan ini tentunya harus sesuai dengan syariat yang di benarkan. Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses terbentuknya ukhuwah islamiyah antara lain ada 5 :




1. Ta’aruf (Saling Mengenal) : ini adalah tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dsb. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyah). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan thd suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi/diikuti, dll. Dan pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Seperti kalau kita kenalan dengan orang pertama kalinya, kita tanya alamat, nomor HP dsb. 

2. Tafahum (Saling Memahami) : proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami kekurangan dan kelebihan saudara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai, menempatkan posisi seperti apa bila kita bersamanya dsb. Mengetahui lebih dalam baik kelebihan dan kekurangan sahabat kita bukan untuk di jadikan bahan gosip, tapi memposisikan diri kita untuk saling menjaga kebaikan antar kita. Menjaga kebaikan akan lebih baik daripada merusak hubungan persahabatan ketika kita lebih memahami sesama sahabat kita.

3. Ta’awun (Saling Menolong) : lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal (saling bantu membantu). Saling membantu dalam kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan org lain. 

4. Takaful (Saling Menanggung) : rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Ketika ada saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut menanggung dan menyelesaikan masalahnya tersebut. Contoh mudah nya, ketika teman kita sedang tertimpa musibah dan dalam kondisi kekurangan, maka kita menanggung biaya nya tersebut, membantu dalam hal apapun yang baik dirasa perlu sebagai sahabat.

5. Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri) : ini adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. Tingkatan iman nya para sahabat rasulallah dahulu. Banyak hadist yang menunjukkan itsar ini. Seperti ketika dalam suatu perang, salah seorang sahabat sangat kehausan. Kebetulan ia hanya tinggal mempunyai 1 kali jatah air untuk minum. Saat akan meminum nya, terdengar rintihan sahabat lain yang kehausan. Maka air tersebut ia berikan kepada sahabat yg kehausan itu. Saat mau meminumnya terdengar sahabat lain lagi yang merintih kehausan. Kemudian ia berikan air tersebut kepada sahabat itu. Begitu seterusnya sampai air tersebut kembali kepada si pemilik air pertama tadi. Akhirnya semua syahid.

Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri (HR. Bukhari-Muslim).

Betapa indah ukhuwah islamiyah yang diajarkan Alloh dan rosul-Nya. Bila umat islam melakukannya, tentunya terasa lebih manis rasa iman di hati dan terasa indah hidup dalam kebersamaan. Mari kita mulai dari diri kita, keluarga, masyarakat dekat untuk menjalin persaudaraan islam ini.




Mari sama-sama deklarasikan dalam hati kita untuk para sahabat kita :
"saya mencintaimu wahai sahabat dengan segala kekurangan dan kelebihanmu karena Allah SWT, dan akan mendukungmu menjadi lebih baik, bersama-sama membuat dunia ini lebih baik dengan saling menjaga dalam kebaikan, semoga Allah meridhoi persahabatan kita...amiin"
Share:

Hubungi Kami

Popular Posts